Cerita Seorang Santri Putri, Semangat itu Milikku

Semangat itu Milikku
oleh: Reni Suryani

Sumber foto: galeri foto pribadi

Di dunia ini tak ada kepemilikan mutlak, manusia tak memiliki apa pun kecuali itu hanyalah titipan Allah. Manusia sejatinya bukan pemilik, melainkan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya sebagai pemimpin di muka bumi ini.

Aku memiliki satu hal yang sangat kucintai pada diri, yakni; semangat! Bagiku semangat adalah energi dalam raga, yang membuat setiap gerakku sangat berarti, membuat waktuku bermakna. Oleh karena itu, jika suatu saat atau bahkan sesaat saja ia hilang, aku merasa tiada gerak, aku merasa mati dalam hidup. Akibatnya, tak jarang aku tak tentu arah dalam melangkah; gontai dan lemah. Waktu yang begitu berharga tersia-siakan, seakan-akan tak bernilai apa-apa. Kehilangan gairah semangat bagiku sangat menyakitkan!

Aku selalu bersyukur, ketika Allah menitipkan perasaan semangat dalam diriku; semangat menggapai impian, semangat dalam ibadah, semangat untuk mencapai takdir yang indah, atau semangat melawan keterpurukan. Aku selalu berharap agar Allah titipkan terus semangat atas diriku, untukku, utamanya adalah semangat untuk menuju cinta Allah, menuju rida Allah. Hal yang membuat diri ini terus berlari mengejar janji Allah yang pasti, tanpa henti ....

Aku terlahir di sebuah kampung di Pulau Sumatra. Tak mengapa menjadi anak kampung, asal semangatku mendunia. Aku yang tak pandai, terbukti tak pernah juara kelas, tetapi aku suka belajar. Sebab tak cerdas, maka harus berusaha keras, barulah aku bisa. Aku bahkan bukan orang hebat, tak kaya, pun tak populer. Namun, dengan bersemangat, aku merasa memiliki segala hal di dunia ini, ya segalanya.

Seorang guru pernah mengatakan padaku, bahwa aku hanya di angka 9, ya dari urutan 1-10 aku ada di posisi 9, bukan 10. Namun dengan rasa semangat aku merasa lengkap, membuatku di angka 10, angka tertinggi yang kuinginkan. Sejak itulah aku menyadari bahwa duniaku adalah semangat.

Saat ini, aku dalam proses menghafal Al-Qur'an. Aku sama seperti santriwati pada umumnya, bukan murid yang bisa menghafal banyak dalam waktu singkat. Namun, ketika mereka bisa, aku juga yakin, pasti bisa!

Bukankah Allah melihat usaha kita?!
Bukankah Allah menilai setiap hurufnya?!
Bukankah Allah berikan pahala baik mahir bahkan terbata-bata?!
Semangatlah terus wahai diri! fighfing!

Jakarta, 10 April 2018
diedit oleh: Umi Fitri