Menghafal Qur'an Penuh Drama

Sumber gambar: dokumentasi pribadi

Tiada Masa tuk Berpangku Tangan
oleh: Fatimah

Ujian datang silih berganti, begitu kata mereka, kataku, dan kata semua orang. Begitu yang mereka alami, kualami, dan dialami semua orang. Ingin hati ini menjerit, terngiang-ngiang suara diriku menyuruhku tuk menghadapi segalanya dengan senyuman. Walau seulas senyum paksaan. Tersenyum dengan pedih, tersenyum dalam perih. Perih yang kurasakan di setiap inci tubuh, berbagai rasa menyatu dan berpadu dalam segala sesuatu yang tak menentu, ada lelah, ada bahagia, ada berat, ada tertekan, ada suka, ada duka, ada senyum, ada tawa.

Inginkan berbagai hal dalam satu waktu, berbagai tuntutan dalam satu jiwa, berbagai beban dan tanggung jawab dalam satu raga.

Ya Rabbi, bimbinglah hamba-Mu ini!
Hamba tak sanggup dan tak akan sanggup menanggung segala beban ini seorang diri, tidak juga dengan membaginya kepada sesama. Kuatkanlah hamba!

Ya Rabbi, hamba yakin, Engkau tak akan membebani hamba di luar kemampuan hamba  memikulnya. Seperti kata-Mu, Kau ingin mengujiku;

"Dan Kami pasti akan benar-benar menguji kamu, sampai Kami mengetahui siapa yang benar-benar bersungguh-sungguh dan bersabar di antara kamu..” (QS Muhammad: 31)

Sebuah nasyid yang kuhafal menjadi penghibur bagi diri;

Mengarungi samudra kehidupan
Kita ibarat para pengembara
Hidup ini adalah perjuangan
Tiada masa tuk berpangku tangan

Setiap tetes peluh dan darah
Tak akan sirna ditelan masa
Segores luka di jalan Allah 
kan menjadi saksi pengorbanan

Allah ghoyatuna
Ar Rosul qudwatuna
Al Qur'an dusturuna
Al Jihad sabiluna
Al Mautu fii sabilillah asma amaanina

Ya Rabbi ... hanya kepada-Mu hamba memohon pertolongan. Hanya kepada-Mu hamba menyerahkan segala urusan, jadikan hamba orang yang benar-benar bersungguh-sungguh dan bersabar ....

Ya Allah, mudahkanlah hamba melafdzkan ayat-ayat-Mu

Ya Allah, mudahkanlah hamba mempelajari agama-Mu

Ya Allah, mudahkanlah hamba mengajarkan kitab-Mu

Jakarta, 31 Juli 2018
diedit oleh: Umi Fitri